Im Human

Jumat, 13 November 2015

katanya tuhan adil sama semua umatnya,tapi kenapa seakan kehidupan seakan berjalan diaatas sebuah lingkaran. melihat orang lain bahagia dengan kehidupannya,sedangkan dirinya hanya begitu-beguitu saja. ia seakan mulai bosan dengan sekitarnya.
kehidupan dikampus dan dirumah tidak jauh berbeda. Rey hamya memiliki seorang teman,diantara ribuan teman yang lainya. Ditha,seorang perempuan bertubuh mungil,berkacamata tapi ia manis dan pintar. bagi Ditha,Rey adalah satu-satunya teman baginya. Rey dan Ditha adalah temn sejak SMA,hingga kuliah.
di kampus Rey dan Ditha adalah mahasiswa yang paling dijauhi,ia dikucilkan oleh teman-teman mereka karena mereka tidak bisa menyamai gaya hidup mereka. Mereka pun tidak jarang dijadikan sebagai bahan bully oleh teman-temannya.
ketika teman lainnya mengumpulkan tugas dari dosen,Rey dan Ditha hanya pasrah menrima hukuman mmbuat tugas dua kali lipat lebih susah. Mereka juga sering mendapatkan nilai terendah dikelas hanya karena keterlambatan informasi ujian yang diadakan mendadak.
hingga suatu ketika Rey difitnah oleh temannya sendiri. ada seorang yang membuat acount social media atas nama Rey,dalam acount itu Rey dibuat seakan-akan menghina dosen yng terkenal killer. acount tersebut tersebar luas hingga suatu ketika sang dosen yang dimaksudkan dalm acount tersebut melihat dan menemukan sendiri,dirinya dihina dan dijelek-jhelekkan d salah satu jejaring sosial tersebut.
Rey dipanggil oleh dosen yang bersangkutan,tentu saja Rey merasa kebingungan kenapa dia sampai dipanggil oleh si dosen,ia merasa tak melakukan salah apapun padanya tapi ya sudahlah,temui saja batinnya.

didalam ruang dosen,ada banyak dosen yang memelototinya. ia seperti merasa ditelanjangi. ketika ia membuka pintu hingga langkah terakghirnya mnuju meja dosen itu tak ada satu matapun yang lepas mngamatinya. apa yang sebenarnya terjadi? pandangan mata mereka seakan tidak suka dan marah melihat Rey. Ah...sudah lah,cuek saja batin Rey,mencoba menenangkan dirinya......
ia menghampiri meja dosen yang telah memanggilnya,dosen itupun juga telah memelototi Rey sejak ia masuk keruangan ini.
tanpa mempersilahkan Rey duduk ia bertanya pada Rey "Apa kau yang bernama Audrey Michella?". Rey hanya mengangguk pelan. kemudian kemarahan sang dosen tidak terbendung lagi. tanpa mendengarkan pembellaan dari Rena dosen itu mencaci dan memaki Rey. ia bahkan mengancam Rey akan mempersulit dirinya,kalau perlu ia juga akan mendepak Rey dari kampus.
Rey serasa hancur ,ia tak beri kesempatan untuk menjelaskan bahkan mengucapkan sepatah katapun. Rey langsung diusir dari ruang dosen itu,Rey yang sudah tidak kuat menahan diri lari keluar dari ruangan sambil menangis. ia berlari tanpa arah,dan tiba ditaman kampus dibawah pohon beringin,ia erduduk disitu menangis sejadi-jadinya. ia bingun harus bagaimana,dalam keadaan yang berantakan dan kacau balau,ada dosen kelasnya yang kebetulan lewat dan mendengar seseoarang menangis. setelah didekati ternyata ada anak didiknya disitu.menghampirinya. ia bertanya pada Rey apa yang terjadi. Rey menceritakan pada dosen kelasnya. Rey bercerita kepada dosen kelasnya bahwa ada yang memfitnah dirinya. ia menjelaskan panjang lebar,dosen kelasnya merasa prihatin. Ia berjanji akan membantu Rey sebisanya.dan meminta ey untuk pulang dan menenangkan diri dulu.
Rey takut mengecewakan oragtuanya.meski dia adalah termasuk anak pembangkan tapi dia memiliki rasa simpati yang tinggi. dia bisa merasakan betapa kecewanya orang tuanya ketika mengetahui peristiwa yang dialami Rey,satu-satunya jalan adalah Rey harus pura-pura tidak terjadi sesuatu pada dirinya....

dosen kelasnya menepati janjinya Rey diberi kesempatan satu semester ini untuk membuktikan dirinya tidak bersalah,ia telah berusaha mencari tahu siapa pelaku sebenarnya,tapi tak berhasil menemukannnya. Akhirnya satu-satunya jalan ia harus memblock acount tersebut,akan tetapi,berhubung bukan dirinya yang memiliki acount tersebut maka ia tak tahu email dan password yang digunakan,jadilah dia kesulitan dalam memblock account tersebut. dosen kelasnya juga sudah membantu meyakinkan dosen yang bersangkutan agar percaya pada Rey. Namun ternyata semua usaha yang ia lakukan sia-sia,dosennya tak percaya dan tetap membawa kasus ini ke dekan,beberapa hari sebelum liburan semester Rey mendapat surat keterangan dari kampus yang menyatakan  hasil rapat dekan memutuskan bahwa Rey telah menjelekkan dan mencemarkan nama dosen,yang berarti juga telah mencemarkan nama baik almamater kampus di tambah lagi dengan nilai IPKnya yang tak mencapai nilai IPK minimal,maka dengan terpaksa Rey harus mengundurkan diri dari kampus.

tentu saja REy tidak bis amenerima keputusan ini,ia berteriak-teriak diruang sekreterariat agar para dekan,rektor,dan dosen mendengarnya. ia bahkan berlutut memohon maaf dan kesempatan pada kampus akan tetapi dia hanya menjadi tontonan dan sempat diusir oleh satpam. ketika dipelataran parkiran ia bertemu dengan dosen yang mempunyai masalah dengannya,si dosen mengatakan "Aku menepati janjiku bukan,mendepakmu keluar" sambil tersenyum sinis. Ia melanjutkan kata-katanya " Ini pelajaran bagimu jangan pernah bermain-main dengan orang yang berkuasa". Rey marah dan kesal,ia berdiri tegak dihadapan dosen tersebut seakan menantang " Baik,,,sekarang anda menang. Tapi...ketika anda mengetahui fakta dan kebenaran orang yang berkuasa sekalipun juga akan runtuh." Rey pergi meninggalkan dosen itu dengan perasaan campur aduk. sedangkan dosen yang ditinngalkannya hanya memandangnya dengan senyuman sinis.

REy terpaksa harus membohongi kedua orang tuanya,ia berpura-pura kuliah padahal dia sudah dikeluarkan. Rey menanggung beban batin yang teramat berat. ia telah berbohong kepada kedua orang tuanya,bagaimanapun juga kebohongan yang ia pendam suatu saat akan terungkap,jadi dia harus mempersiapkan diri. dia akan berusaha untuk menata kehidupannya kembali. untuk saat ini9 Rey akan bekerja dan megumpulkan biaya untuk kuliah lagi

>>>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar